Jakarta – Ulama dan tokoh Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) telah menyadari bahwa perjuangan menegakkan kebenaran mesti ada risikonya.
Sebagaimana diketahui, tiga pimpinan GNPF MUI sedang dikriminalisasi aparat keamanan. Ketua Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Syihab tersangkut kasus penghinaan lambang Negara. Korlap Aksi GNPF MUI Munarman dilaporkan di Polda Bali, sementara Ustadz Bachtiar Nasir dituduh melakukan penggelapan dana infaq dan sedekah yang masuk ke rekening GNPF MUI.
“Saya hanya akan menyampaikan hal yang penting. Apapun yang terjadi di akhir ini, saya dan Al-Habib (Rizieq Syihab, red) yang akan menerima akibatnya. Jadi ini semua adalah resikonya,” kata Bachtiar Nasir di Masjid Istiqlal, Sabtu, (11/02).
Menurutnya, orang yang sedang berjuang menuju kebenaran hanya ada dua pilihan. Kalau tidak maju, ia mundur. Untuk itu, ia mengajak umat terus berjuang dan maju mendekat kepada Allah SWT, kendati mendapat hujatan.
Dai yang akrab disapa UBN ini melanjutkan, umat Islam harus siap maju dan bersatu meski disebut anti pancasila dan anti toleransi.
“Demi Allah, kalau kita siap bersatu, kalau kita berakhlakul karimah, maka wallahi, wallahi wallahi, umat Islam akan menjadi pengharum bangsa Indonesia. Bahkan di dunia,” tukasnya.
Bachtiar meminta agar umat Islam tidak mau diadu domba oleh pihak tertentu. Sebab, saat ini ada pihak tak bertanggungjawab yang memanipulasi otak bangsa ini melalui media sosial.
Salah satu contohnya, Bachtiar menceritakan, menurut penjelasan para pakar, sangatlah aneh majelis hakim dalam sidang kasus penistaan agama diam saja ketika Ketua MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin dihina.
“Kenapa di sidang Ahok, hakim diam saja ketika ulama dihina. Hampir kami laporkan hakim ke mahkamah, tapi ternyata, ada dukun di dalam. Ada yang mempengaruhi hakim dan jaksa di dalam persidangan,” pungkas Bachtiar.
Reporter: Muhammad Jundi
Editor: Fajar Shadiq
Sebagaimana diketahui, tiga pimpinan GNPF MUI sedang dikriminalisasi aparat keamanan. Ketua Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Syihab tersangkut kasus penghinaan lambang Negara. Korlap Aksi GNPF MUI Munarman dilaporkan di Polda Bali, sementara Ustadz Bachtiar Nasir dituduh melakukan penggelapan dana infaq dan sedekah yang masuk ke rekening GNPF MUI.
“Saya hanya akan menyampaikan hal yang penting. Apapun yang terjadi di akhir ini, saya dan Al-Habib (Rizieq Syihab, red) yang akan menerima akibatnya. Jadi ini semua adalah resikonya,” kata Bachtiar Nasir di Masjid Istiqlal, Sabtu, (11/02).
Menurutnya, orang yang sedang berjuang menuju kebenaran hanya ada dua pilihan. Kalau tidak maju, ia mundur. Untuk itu, ia mengajak umat terus berjuang dan maju mendekat kepada Allah SWT, kendati mendapat hujatan.
Dai yang akrab disapa UBN ini melanjutkan, umat Islam harus siap maju dan bersatu meski disebut anti pancasila dan anti toleransi.
“Demi Allah, kalau kita siap bersatu, kalau kita berakhlakul karimah, maka wallahi, wallahi wallahi, umat Islam akan menjadi pengharum bangsa Indonesia. Bahkan di dunia,” tukasnya.
Bachtiar meminta agar umat Islam tidak mau diadu domba oleh pihak tertentu. Sebab, saat ini ada pihak tak bertanggungjawab yang memanipulasi otak bangsa ini melalui media sosial.
Salah satu contohnya, Bachtiar menceritakan, menurut penjelasan para pakar, sangatlah aneh majelis hakim dalam sidang kasus penistaan agama diam saja ketika Ketua MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin dihina.
“Kenapa di sidang Ahok, hakim diam saja ketika ulama dihina. Hampir kami laporkan hakim ke mahkamah, tapi ternyata, ada dukun di dalam. Ada yang mempengaruhi hakim dan jaksa di dalam persidangan,” pungkas Bachtiar.
Reporter: Muhammad Jundi
Editor: Fajar Shadiq
Sumber: kiblat.net
COMMENTS